Disebutkan saudara-saudara pangeran benawa yang berada di
luar kadipaten panolan, yaitu pangeran giri kusuma dan Pangeran Giri Jati
bersepakat mengadakan pemberontakan. Maksud dan tujuan dari perbuatan tersebut
adalah untuk member pelajaran kepada Pangeran Benawa yang sudah tidak bisa
diberi pengertian akan perbuatan kurang terpuaji yang dilakukannya. Aksi
pemberontakan pun segera dilancarkan.
Pasukan Kadipaten Panolan yang dipimpin langsung oleh
Pangeran Benawa sudah sampai di tepi sungai sala. Akan tetapi baru mau bergerak
lebih lanjut, pasukan gabungan yang dipimpin oleh Pangeran Giri kusuma dan Giri
Jati sudah siap memukulnya. Akhirnya Pangeran Benawa terkurung dalam lembah
yang dalam dan berlumpur.
Pangeran Benawa tidak dapat bergarak karena kakinya terbenam
dalam lumpur panas sampai diatas lutut (sadhuwuring
pupu). Oleh karena itu tempat tersebut kemudian diberi nama Cepu, berasal
dari kata ‘mancep sepupu’ .
Oleh karena sudah tidak bisa bergerak, terpaksa Pangeran
Benawa menyerah kepada kedua adiknya. Di tempat itu dia berjanji akan mematuhi
nasehat-nasehat saudara-saudaranya.
(Khasanah Legenda Blora, an,tt)
Sumber:
Ariani, Christriyati,
2007, Penelusuran Dan Pengkajian Cerita Rakyat di Kbupaten Blora. Blora: Kantor Pariwisata dan Kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar