Asma
merupakan gangguan inflamasi (radang) kronik jalan pernapasan yang melibatkan
berbagai sel inflamasi. Terjadinya asma disebabkan oleh peningkatan respon
saluran pernapasan terhadap rangsangan pada paru-paru. Peningkatan respon ini
ditandai dengan penyempitan saluran napas disertai keluarnya lendir yang
berlebihan dari kelenjar-kelenjar di dinding saluran napas, sehingga
menimbulkan gejala batuk, mengi dan sesak.
Terjadinya
asma bisa didorong oleh faktor genetik (35% – 70%) atau faktor lingkungan
seperti seperti udara dingin, polusi, perubahan tekanan udara, faktor psikis
dan kelelahan. Terapi untuk penderita asma dapat bermacam-macam, tergantung
dari tingkat keparahan dan derajat asma yang diderita. Untuk mengobati serangan
penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat yang menghilangkan gejala
penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri dapat berupa golongan
bronkodilator atau golongan
kortikosteroid sistemik yang dikemas dalam suatu alat bernama inhaler. Inhaler
atau obat hirup cukup populer di kalangan pasien asma.
Inhaler
itu apa siiiih?
Inhaler
adalah alat kesehatan (medical device) yang digunakan untuk mengantarkan obat
ke dalam tubuh melalui paru-paru. Pada umumnya inhaler merupakan produk
aerosol. Aerosol merupakan sistem yang bergantung pada kekuatan dari liquid gas
yang terkompresi untuk mengeluarkan isi dari kontainer. Aerosol terdiri dari 2
komponen yaitu:
1.
Produk terkonsentrat
(Product concentrate), yang terdiri dari zat aktif obat atau campuran dari zat
aktif dan bahan penting lainya seperti pelarut, antioksidan, dan surfaktan.
2.
Propellant (pendorong
obat).
Sedikit
info mengenai Propelan ini. Selama ini masih banyak inhaler mengandung
chlorofluorocarbon (CFC) sebagai propellant, tetapi mulai 1 Januari 2009, FDA
(Badan POM nya Amerika) memutuskan bahwa inhaler asma yang diproduksi di
Amerika Serikat, harus menggunakan HFA (hydrofluoroalkane), propellant yang
ramah lingkungan karena tidak merusak lapisan ozon. CFC yang selama ini
biasanya ditemukan pada obat-obat asma di dalam inhaler memang dituding sebagai gas perusak
lingkungan.
Nah..
sekarang bagaimana cara menggunakan inhaler dengan benar?
1.
Duduk tegak atau
berdiri dengan dagu terangkat.
2.
Buka tutup inhaler
dan kocok inhaler dengan teratur.
3. Jika baru pertama
kali menggunakan inhaler selama seminggu atau lebih, maka untuk penggunaan
pertama sebelum digunakan, semprotkan inhaler ke udara untuk mengecek apakah
inhaler berfungsi dengan baik.
4.
Tarik nafas
dalam-dalam dan buang perlahan. Lalu letakkan bagian mulut inhaler pada mulut
(diantara gigi atas dan bawah), kemudian tutup mulut dengan merapatkan bibir
(jangan digigit).
5. Mulai dengan bernapas
perlahan dan dalam melalui mulut inhaler, sambil bernapas secara berbarengan
tekan bagian tombol inhaler untuk melepaskan obatnya. Satu kali tekan merupakan
satu kali semprotan obat.
6. Lanjutkan untuk
bernapas dalam untuk memastikan obat dapat mencapai paru-paru.
7.
Tahan napas selama
kurang lebih 10 detik (atau selama kondisi senyaman yang terasa) lalu buang
napas perlahan.
8.
Jika membutuhkan
semprotan berikutnya, tunggu sampai 30 detik, dan kocok kembali inhaler, ulangi
langkah 4 sampai 7.
9.
Tutup kembali mulut
inhaler dan simpan inhaler di tempat yang kering.
10. Setelah selesai, berkumur-kumur, dan catat dosis
yang sudah terpakai.
Tentunya
mencegah lebih baik daripada mengobati, jadi untuk pasien asma lebih baik untuk
waspada akan faktor pencetus asmanya (setiap orang dapat berbeda-beda) sehingga
dapat menghindari pencetus serangannya
(alergen). Juga baik untuk melakukan latihan relaksasi, kontrol emosi dan
lakukan senam atau olah raga teratur yang dapat bermanfaat memperkuat otot
pernapasan, misalnya berenang. Tetap sehat, dan semoga bermanfaat!
Referensi:
Dipiro,
J.T., et al, 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 7th edition,
McGraw-Hill Companies .
Majalah
Farmacia Edisi Maret 2006 , Vol.5 No.8, hal. 72
http://apotekerbercerita.wordpress.com/2011/06/17/cara-menggunakan-inhaler-untuk-asma/
0 comments:
Posting Komentar