SAMIN SUROSENTIKO DAN AJARANNYA
AJARAN POLITIK
Dalam ajaran politiknya Samin Surosentiko mengajak pengikut-pengikutnya
untuk melawan Pemerintahan Koloniak Belanda. Hal ini terwujud dalam sikap :
1. Penolakan membayar pajak
2. penolakan memperbaiki jalan
3. penolakan jaga malam (ronda)
4. penolakan kerja paksa/rodi
Samin Surosentiko juga memberikan ajaran mengenai kenegaraan
yang tertuang dalam Serat Pikukuh Kasajaten, yaitu sebuah Negara akan terkenal
dan disegani orang serta dapat digunakan sebagai tempat berlindung rakyatnya
apabila para warganya selalu memperhatikan ilmu pengetahuan dan hidup dalam perdamaian.
Dalam salah satu ceramahnya yang dilakukan tanah lapang Desa
Bapangan Blora, pada malam Kamis legi, 7 Pebruari 1889 yang menyatakan bahwa
tanah Jawa adalah milik keturunan Pandawa. Keturunan Pandawa adalah keluarga
Majapahit. Sejarah ini termuat dalam Serat Punjer Kawitan. Atas dasar Serat
Punjer Kawitan itulah, Samin Surosentiko mengajak pengikut-pengikutnya untuk
melawan Pemerintah Belanda. Tanah Jawa bukan milik Belanda. Tanah Jawa adalah
tanah milik ? wong Jawa ?. Oleh karena itulah maka tarikan pajak tidak
dibayarkan. Pohon-pohon jati di hutan ditebangi, sebab pohon jati dianggap
warisan dari leluhur Pandawa.
Tentu saja ajaran itu menggegerkan Pemerintahan Belanda,
sehingga Pemerintah Belanda melakukan penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin
ajaran Samin. Geger Samin atau Pergerakan Samin yang dipimpin oleh Samin
Surosentiko sebenarnya bukan saja desebabkanoleh faktor ekonomis saja,
akantetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor lain. Yang jelas pemberontakan
melawan Pemerintahan Kolonial Belanda didasarkan pada kebudayaan Jawa yang
religius..
Dengan demikian ajaran Samin surosentiko bukanlah ajaran
yang pesimitis, melainkan ajaran yang penuh kreatifitas dan keberanian. Samin
Surosentiko yang hidup dari tahun 1859 sampai tahun 1914 ternyata telah memberi
warna sejarah perjuangan bangsa, walaupun orang-orang di daerahnya, Blora yang
bukan warga Samin mencemoohkannya, tapi sejarah telah mencatatnya, dia telah
mampu menghimpun kekuatan yang luar biasa besarnya. Ajaran-ajarannya tidak
hanya tersebar didaerah Blora saja, tetapi tersebar di beberapa daerah lainnya,
seperti : Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Madiun, Jember, Banyuwangi, Purwodadi,
Pati, Rembang, Kudus, Brebes, dan lain-lain.
DENGAN DEMIKIAN SAMIN SUROSENTIKO ADALAH PAHLAWAN LOKAL YANG
PERLU DIPERHATIKAN JASA-JASANYA.
Sumber:
http://www.blorakab.go.id/03_samin.php
Link yang berhubungan
sejarah samin ( bagian 1 )
sejarah samin ( bagian 2 )
0 comments:
Posting Komentar