Perburuan
makam Tutankhamun berlanjut beberapa tahun sebelum akhirnya ditemukan dalam
suatu proyek penggalian. Namun sungguh mengejutkan, usai penggalian itu
sejumlah orang yang terlibat dalam ekskavasi tersebut jatuh sakit atau bahkan
tewas. Lord Carnarvon, si penemu makam itu, menjadi orang pertama yang
meninggal secara mendadak. Setelah itu,
menyusul korban-korban berikutnya. Pertanyaannya kemudian, mengapa orang-orang
kemudian meninggal setelah mengunjungi makan itu.
sang ratu sedang mengolesi raja muda ini dengan minyak. "ini hal paling indah yang ditemukan di Mesir," kata Harold Carter |
Harold Carter |
Lord Carnarvon |
Sejak
saat itu dimulailah rangkaian “kutukan” Tutankhamun yang telah memangsa jiwa Carnavon hanya dua
bulan setelah makan itu ditemukan. Temuan berupa tulisan dalam huruf Mesir kuno
yang terukir di jalan masuk makam itu mengejutkan banyak orang. Bunyi tulisan
itu begini, “Maut akan menjemput orang
yang menyentuh makam ini”.
Tidak
banyak orang yang percaya pada kebenaran isi pesan itu. Tapi lebih sedikit lagi
yang tidak percaya. Putra Lord Carnavon termasuk orang yang percaya nggak
percaya dengan kebenaran maksud kalimat itu. Menurut dia, tak lama setelah
kematian ayahnya, ia didatangi seorang perempuan tak dikenal. Wanita itu
meminta dirinya supaya tidak mengunjungi makam ayahnya. Anak lelaki Carnavon
itupun mematuhi pesan wanita itu.
Jasad Firaun |
Prof. La
Flour yang berkesempatan mampir ke makam itu pada malam harinya di kamar
hotel tempatnya menginap. Seorang
jutawan Amerika meninggal setelah tubuhnya demam pada hari yang sama ketika ia
mengunjungi makam itu. Dua orang asisten Carter, yaitu Mace dan Bethel, juga
berkali-kali menderita demam sebelum akhirnya pergi kea lam baka.
Sejumlah
peneliti mencoba menjelaskan fenomena misterius ini. Mereka menduga, jamur yang menempel pada
dinding makam menjadi biang terjadinya alergi dan infeksi. Dari situ muncul
dugaan, orang Mesir kuno memanfaatkan pengetahuan mereka tentang racun untuk
melindungi rahasia raja-raja mereka.
Sementara
para peneliti sibuk mencoba mematahkan teori “kutukan”, korban terus
berjatuhan. Dr.Gamel ed-Din Mehrez, direktur Departemen Bendabenda Kuno, Mesir,
membawa sejumlah benda peninggalan Tutankhamun ke Amerika Serikat. Ia termasuk
orang yang tidak percaya pada teori “kutukan”. “Saya sudah sering berurusan
dengan makam dan mumi sepanjan hidup saya. Jadi saya ini bukti paling nyata
bahwa semua kejadian itu Cuma kebetulan.” Katanya. Tapi beberapa minggu
kemudian, Dr. Gamel dikabarkan meninggal dalam usia 52 tahun.
Makam Tutankhamun terbuat dari mas murni |
Berbagai
peristiwa kebetulan yang ganjil itu tak sanggup menggeser legenda “kutukan”
itu. Apakah sejumlah kematian yang terjadi itu semata-mata suatu kebetulan atau
bukan masih bisa diperdebat kan. Namun, karena tidak ada alas an yang bisa
menjelaskan tentang kematian misterius yang terjadi setelah orang mengunjungi
makam Tutankhamun, banyak orang pun berpikir, sebaiknya makam itu tidak usah
diotak-atik lagi. Barangkali mereka benar!
Sumber:
Sahai, Geeta Lai, 24 Misteri Aneh di Dunia, 2007: Jakarta. Intisari.
Sumber:
Sahai, Geeta Lai, 24 Misteri Aneh di Dunia, 2007: Jakarta. Intisari.
0 comments:
Posting Komentar