Kutukan Makam Tutankhamun


           Perburuan makam Tutankhamun berlanjut beberapa tahun sebelum akhirnya ditemukan dalam suatu proyek penggalian. Namun sungguh mengejutkan, usai penggalian itu sejumlah orang yang terlibat dalam ekskavasi tersebut jatuh sakit atau bahkan tewas. Lord Carnarvon, si penemu makam itu, menjadi orang pertama yang meninggal secara mendadak.  Setelah itu, menyusul korban-korban berikutnya. Pertanyaannya kemudian, mengapa orang-orang kemudian meninggal setelah mengunjungi makan itu.





          Makam Tutankhamun (raja Mesir abad ke-14 SM – Red). Ditemukan setelah masa percarian yang cukup pangjang. Banyak arkeolog gigit jari tidak berhasil menemukannya. Yang beruntung menemukan makam itu ialah Earl Carnarvon pada 26 November 1992 bersama Harold Carter setelah sekian lama melakukan pencarian. Pencarian itu tak pelaak membawa perubahan di kawasan makam itu. Sejumlah besar wisatawan berduyun-duyun datang untuk menyaksikannya.
sang ratu sedang mengolesi raja muda ini dengan minyak. "ini hal paling indah yang ditemukan di Merir," kata Harold Carter
sang ratu sedang mengolesi raja muda ini dengan minyak. "ini hal paling indah yang ditemukan di Mesir," kata Harold Carter
          Akan tetapi Carnavon dan Carter (keduanya ahli Mesir dari inggris – Red) terpaksa menghentikan penggalian itu karena tekanan pekerjaan yang begitu besar. Lebih-lebih hubungan keduanya memburuk gara-gara sengketa soal siapa yang berhak memiliki benda-benda yang ditemukan didalamnya. Begitu kesalnya sampai Carnarvon patah arang, lalu memutuskan pulang ke Inggris. Kemudian terjadilah sesuatu yang tidak diharapkan. Carnavon jatuh sakit. Berkali-kali tubuhnya diserang demam. Akhirnya, bersama istri, anak peremupuan, dan anak laki-lakinya, Carnarvon pindah ke Kairo, Mesir.
Harold Carter
Lord Carnarvon
          Sementara itu kondisi kesehatan Carter  juga dikabarkan dalam keadaan buruk dan bergabung kembali dengan keluarganya. Carnarvon mengalami koma sebelum akhirnya meninggal pada dini hari tanggal 5 April 1923 dalam usia 57 tahun. Aneh bin ajaib, pada saat kematian itu seluruh kota Kairo diliputi kegelapan. Tak ada yang bisa menjelaskan mengapa kegelapan total itu terjadi. Tidak kalah aneh, anjing fox-terrier piaraan Carnavon bernama Susan tiba-tiba melolong sebelum akhirnya menyusul tuannya pergi kea lam baka.
          Sejak saat itu dimulailah rangkaian “kutukan” Tutankhamun  yang telah memangsa jiwa Carnavon hanya dua bulan setelah makan itu ditemukan. Temuan berupa tulisan dalam huruf Mesir kuno yang terukir di jalan masuk makam itu mengejutkan banyak orang. Bunyi tulisan itu begini, “Maut akan menjemput  orang yang menyentuh makam ini”.
          Tidak banyak orang yang percaya pada kebenaran isi pesan itu. Tapi lebih sedikit lagi yang tidak percaya. Putra Lord Carnavon termasuk orang yang percaya nggak percaya dengan kebenaran maksud kalimat itu. Menurut dia, tak lama setelah kematian ayahnya, ia didatangi seorang perempuan tak dikenal. Wanita itu meminta dirinya supaya tidak mengunjungi makam ayahnya. Anak lelaki Carnavon itupun mematuhi pesan wanita itu.
Jasad Firaun
          Selain Lord Carnavon, beberapa arkeolog dan wisatawan yang berkunjung ke makam itu juga menderita sakit atau meninggal dalam keadaan yang aneh. Mereka yang tidak percaya pada “kutukan” itu menduga, orang-orang itu memang sudah menderita sakit sebelumnya, atau mungkin mereka meninggal akibat beban perjalanan, debu, cuaca panas, atau perasaan gembira yang berlebihan.
          Prof. La Flour yang berkesempatan mampir ke makam itu pada malam harinya di kamar hotel  tempatnya menginap. Seorang jutawan Amerika meninggal setelah tubuhnya demam pada hari yang sama ketika ia mengunjungi makam itu. Dua orang asisten Carter, yaitu Mace dan Bethel, juga berkali-kali menderita demam sebelum akhirnya pergi kea lam baka.
          Sejumlah peneliti mencoba menjelaskan fenomena misterius ini.  Mereka menduga, jamur yang menempel pada dinding makam menjadi biang terjadinya alergi dan infeksi. Dari situ muncul dugaan, orang Mesir kuno memanfaatkan pengetahuan mereka tentang racun untuk melindungi rahasia raja-raja mereka.
Sementara para peneliti sibuk mencoba mematahkan teori “kutukan”, korban terus berjatuhan. Dr.Gamel ed-Din Mehrez, direktur Departemen Bendabenda Kuno, Mesir, membawa sejumlah benda peninggalan Tutankhamun ke Amerika Serikat. Ia termasuk orang yang tidak percaya pada teori “kutukan”. “Saya sudah sering berurusan dengan makam dan mumi sepanjan hidup saya. Jadi saya ini bukti paling nyata bahwa semua kejadian itu Cuma kebetulan.” Katanya. Tapi beberapa minggu kemudian, Dr. Gamel dikabarkan meninggal dalam usia 52 tahun.
Makam Tutankhamun terbuat dari mas murni
          Tahun 1980 kru televise Inggris mulai memproduksi sebuah film berjudul Kutukan Raja Tut. Di hari pertama pengambilan gambar, sesuatu yang mengerikan terjadi. Sang pemeran jagoan pada film itu patah kaki di Sembilan tempat, karena mobil yang dikendarainya meluncur dari bibir bukit. Perannya kemudian digantikan oleh actor lain, tapi kru yang lain tidak mau bekerjasama dengannya.
          Berbagai peristiwa kebetulan yang ganjil itu tak sanggup menggeser legenda “kutukan” itu. Apakah sejumlah kematian yang terjadi itu semata-mata suatu kebetulan atau bukan masih bisa diperdebat kan. Namun, karena tidak ada alas an yang bisa menjelaskan tentang kematian misterius yang terjadi setelah orang mengunjungi makam Tutankhamun, banyak orang pun berpikir, sebaiknya makam itu tidak usah diotak-atik lagi. Barangkali mereka benar!

Sumber:
Sahai, Geeta Lai, 24 Misteri Aneh di Dunia, 2007: Jakarta. Intisari.

0 comments:

Posting Komentar